Anjingku Lyme Disease

Lyme Disease adalah penyakit akibat bakteri yang dibawa oleh kutu. Jadi kutu itu bawa bakteri, lalu ketika dia menggigit tubuh seseorang (juga sesehewan), bakterinya masuk ke dalam tubuh orang/hewan tersebut. Justin Bieber dan Avril Lavigne termasuk yang pernah terkena penyakit ini.

Nah saya mau share pengalaman ketika anjing saya Milly juga terkena penyakit Lyme ini.

Jadi awalnya ketika itu, saya merasa kalo Milly badannya panas dan bulunya rontok, tapi dia masih beraktivitas seperti biasa. Jadi saya pikir paling rontok bulu musiman.

Ternyata, kurang lebih seminggu kemudian, Milly mulai tidak mau bergerak. Dia hanya tiduran saja di kasurnya atau di kursi sofa. Badannya masih panas. Ketika jalan, terlihat jalannya agak seloyongan. Saat mau turun dari kursi sofa, Milly selalu ragu-ragu untuk loncat, mungkin karena merasa kakinya sakit. Tapi kalo mau digendong untuk turun, dia malah nangis teriak seperti kesakitan.

Saat itu saya pikir salah satu kakinya ada yang pincang akibat ketendang atau menginjak benda tajam di kebun tempat dia biasa pee-poop.

Tapi saya sempet juga baca-baca referensi dari internet seputar gejala yang dialami Milly. Walaupun saya belum tau bahwa Milly sakit Lyme, saya beli obat kutu tetes karena ternyata di badannya banyak pinjal (kutu yang jalannya cepat dan bisa loncat-loncat). Sebenernya udah lama saya lihat ada kutu pinjal itu di kulitnya Milly, tapi bodohnya saya gak tau kalo itu adalah kutu, karena saya cuma tau kutu adalah yang gendut-gendut itu (tick). Jadi saya pikir itu cuma hewan semacam semut yang cuma numpang lewat di kulitnya Milly.

Satu hari setelah ditetes obat kutu, kulitnya bersih dan kutunya sudah hilang. Di kasurnya ada beberapa kutu yang sudah terkapar mati. Saya jemur kasurnya, dan saya berencana meneteskan obat kutu terus setiap bulan.

Tapi gejala sakitnya gak juga sembuh. Beberapa hari lamanya saya perhatikan dan saya raba-raba seluruh tubuhnya, tapi gak ada yang sakit atau bengkak. Dan Milly sudah semakin tidak mau bergerak, saya sampai khawatir dia tidak bisa jalan untuk pee-poop. Ketika jalan, lambat sekali jalannya dan sempoyongan. Tapi tidak bisa ditebak kaki yang mana yang pincang/sakit, karena pincangnya agak aneh, kadang kaki belakang yang diangkat, kadang kaki depan, malah seringnya gak ada yang diangkat, keempat-empatnya napak tanah ketika jalan, tapi lambat. Saya mulai bingung.

Karena feeling saya mengatakan Milly kena Lyme, maka saya cari referensi sebanyak-banyaknya di internet. Sayangnya, masih sedikit referensi tentang Lyme dalam bahasa Indonesia, jadi saya cukup lama ragu kalo Milly sakit Lyme.

Ketika saya hampir menyerah untuk meyakinkan diri bahwa Milly sakit Lyme, saya nemu satu konten Youtube yang memperlihatkan kondisi anjingnya yang kena penyakit Lyme. Dan sama persis! Walaupun Milly tidak separah anjing di video Youtube itu, tapi cara berjalannya sama, dan si pembuat video juga memberi keterangan bahwa anjingnya meraung kesakitan jika diangkat/digendong.

Dari situ saya yakin kalo Milly sakit Lyme. Dan saat itu juga saya cari dan beli obat antibiotiknya di Tokopedia. Jadi jarak antara saya merasa bahwa badan Milly panas, sampai saya kasih obat antibiotik sekitar 2-3 minggu. Dan katanya, kalo penyakit Lyme didiemin, akibatnya fatal.

Saya kasih obat pertama malam hari. Subuh setelahnya, kondisinya semakin parah. Kaki depan pincang sampai diangkat. Milly akan teriak kesakitan ketika lagi tidur lalu bergerak pindah posisi. Nafasnya jadi tersengal-sengal dan berbunyi. Saya sempet baca bahwa itu adalah reaksi Herxheimer, yaitu ketika gejala malah menjadi semakin parah ketika awal minum obat.

Paginya saya kasih obat lagi. Cara pemberiannya yaitu obatnya saya tumbuk sampai jadi bubuk, lalu saya tabur di daging ayam makanannya. Jadi sekalian makan sekalian minum obat. Dari malam sampai siang itu, sebagian besar waktunya Milly hanya tidur, mungkin obatnya bikin ngantuk juga.

Sore harinya, sudah terlihat kondisi Milly sedikit membaik. Walaupun jalannya masih agak pelan, tapi dia sudah bisa jalan-jalan ke kebun dan mulai mencium-ciumi udara dan tanah jalanan. Mungkin ketika sakit, indera penciumannya tidak berfungsi, sehingga dia merasa senang bisa kembali merasakan bebauan.

Itulah sharing pengalaman pertama saya berhadapan dengan penyakit Lyme. Pelajarannya adalah, saya tidak boleh menyepelekan kutu yang menempel pada Milly, karena akibatnya bisa fatal.

Baru pada hari ketiga, kondisi Milly terlihat jauh membaik. Jalannya sudah normal, sudah bisa berdiri dengan dua kaki belakangnya, sudah bisa lari, sudah bisa lompat naik-turun kursi sofa tanpa ragu-ragu. Hanya badannya saja masih anget.

Oh ya, apa yang saya share ini hanya untuk berbagi pengalaman saja. Saya bukan dokter hewan dan saya tidak menyarankan/menganjurkan kalian untuk mempraktikkan cara saya. Jika peliharaan kesayangan kalian mengalami gejala yang sama atau mirip dengan gejala yang dialami oleh Milly, segera hubungi dokter hewan!

PS: Kenapa saya gak bawa ke dokter hewan? Karena situasi lagi pandemi covid-19 dimana dianjurkan untuk tidak keluar rumah. Selain itu, Milly juga tidak bisa digendong karena akan meraung kesakitan, saya gak tega. Kenapa gak panggil dokter ke rumah? Karena saya gak tau dan gak punya kontak dokter hewan mana yang bisa dipanggil ke rumah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *