Tanggal 14 April 2016, saya berhenti merokok. Dan sampai hari ini, tepat 4 tahun kemudian saat tulisan ini di-post, saya masih tidak merokok, dan semoga sampai selamanya. Amin.
Q: Kapan mulai merokok?
A: Sejak tahun 2003, waktu itu kelas 2 SMA.
Q: Berapa banyak rokok yang dihisap dalam sehari?
A: Rokok terakhir sih Djarum Super isi 12, cuma sebungkus sehari.
Q: Kapan mulai berhenti merokok?
A: Saya sudah mencoba berhenti merokok berkali-kali, termasuk sekali pada tahun 2011 yang hanya bertahan selama 7 bulan sebelum kembali merokok. Dan sekarang juga masih dalam status berhenti merokok sejak 14 April 2016. Jadi baru 4 tahun berjalan saat tulisan ini di-publish.
Q: Kenapa memutuskan untuk berhenti?
A: Kalau yang terakhir ini, saya berhenti karena sedang sakit flu. Niat untuk berhenti sebenarnya sudah lama, tapi momentumnya baru datang pas tanggal 14 April itu. Saya sakit flu sekitar 2-3 hari tidak merokok, jadi sekalian saja berhenti.
Q: Apakah semudah itu?
A: Jelas tidak. Bahkan waktu sakit itu pun saya beberapa kali mencoba menghisap rokok walau terasa tidak enak. Tapi mungkin karena saya ini tipe orang yang menyukai tantangan dan selalu ingin beda dari orang lain (saya berada di lingkungan mayoritas perokok) dan juga ingin menjadi trendsetter bagi lingkungan saya, ya saya putuskan untuk berhenti.
Q: Ada kiat khusus dalam berhenti merokok?
A: Rahasia umum, semua orang tahu, yang penting adalah niat. Dengan niat, jangankan berhenti merokok, memindahkan gunung juga bisa hehe.
Q: Pakai teknik Cold Turkey atau menggunakan Terapi Pengganti Nikotin?
A: Cold Turkey dong. Tapi saya banyak sekali makan cemilan di satu bulan pertama berhenti merokok untuk menyibukkan mulut.
Q: Apakah sudah terasa perubahan dalam tubuh sejak berhenti merokok?
A: Jelas terasa. Ketika merokok saya sangat sulit menambah berat badan. Saya terlihat sangat kurus. Tapi setelah berhenti merokok, sekarang berat badan saya bertambah 20 kg, dari 65kg menjadi 85kg (malah terkadang 87kg). Lalu, makan terasa lebih enak, begitupun juga minum kopi, terasa lebih nikmat. Secara keseluruhan, saya merasa badan saya lebih sehat dibanding ketika masih merokok.
Q: Apakah ada keinginan untuk kembali merokok?
A: Menurut yang saya rasakan, setiap hari saya selalu diserang oleh godaan untuk kembali menghisap rokok. Godaan ini datang baik dari luar maupun dari dalam diri saya sendiri. Terkadang godaan itu sangat sulit untuk dilawan, tapi saya tunda hingga godaan itu hilang. Apalagi di tahun pertama berhenti, godaan itu tidak juga mereda. Berat rasanya. Tapi sekarang, setelah 4 tahun berlalu, godaan itu sudah tidak begitu berpengaruh lagi. Saya sudah sanggup melawannya, walaupun ada saat-saat tertentu yang membuat sedikit terlintas di benak saya, “ngerokok lagi enak kali ya?” hehe.
Q: Ada pesan khusus untuk yang sedang ingin berhenti merokok?
A: Yang pertama sekali adalah niat. Dengan niat, Anda bisa bertahan untuk berhenti merokok sampai gejala putus nikotin hilang. Tetapi setelah gejala putus nikotin hilang, tantangan berikutnya adalah godaan yang muncul baik eksternal (seperti nongkrong bersama teman-teman perokok, melihat orang lain merokok) maupun internal (godaan dari otak sendiri untuk mencoba sebatang rokok, mengganti dengan vape). Godaan ini sangat berat dan sulit dilawan. Godaan ini hanya dapat dilawan bila Anda dalam keadaan sadar. Ya, sadar bahwa Anda sedang digoda, sadar bahwa Anda sedang dirayu untuk terjerumus kembali ke dalam hal yang tidak Anda inginkan. Anda harus benar-benar fokus untuk melawan godaan itu sampai godaan itu menghilang. Jika Anda tidak sadar bahwa Anda sedang digoda, selamat kembali merokok hehe.