Plastik Tidak Berbahan Plastik (Kantong Singkong)

Beberapa waktu lalu, ada yang mengirimkan mie ayam untuk saya dan teman saya di tempat kerja. Begitu saya terima dengan penuh kasih, saya langsung taruh dua-duanya yang masih dibungkus kantong plastik di samping meja kerja saya karena waktu itu masih banyak kerjaan yang harus diselesaikan. Saya tidak begitu memperhatikan mie ayam dan bungkusannya.

Selang beberapa lama akhirnya saya ambil mie ayam tersebut, tapi saya merasa terkejut karena tekstur kantong plastiknya tampak seset dan lembab. Malah saya berpikir kalau kantong plastiknya basah akibat hawa panas dari mie ayam. Akhirnya, teman saya memberitahu saya bahwa itu bukan basah, tapi kantong plastiknya terbuat dari singkong.

Saya malah makin terkejut ha ha ha. Saya bertanya-tanya apakah inovasi benar-benar udah sampai ke situ, karena saya belum pernah mendengar tentang plastik dari singkong ini. Dengan gercep saya langsung browsing internet untuk mencari informasinya. Ternyata benar, sekarang sudah ada plastik berbahan singkong. Ehhh, seharusnya malah namanya bukan plastik karena bahannya sama sekali tidak mengandung plastik. Mungkin lebih tepat jika disebut kantong berbahan singkong. Untuk bentuknya, persis sama dengan kantong plastik biasa. Kalian bisa liat sendiri di google gambarnya karena saya lupa foto.

Tentunya, hal ini adalah kabar yang sangat baik bagi lingkungan. Apapun upaya untuk mengurangi plastik adalah hal yang sangat baik dan harus didukung. Saya pun akhirnya mencoba mencari informasi lebih dalam lagi tentang kantong berbahan singkong ini.

Ternyata, kantong ini terbuat dari pati singkong. Saya kurang ngerti juga proses pembuatannya seperti apa, jika kalian tertarik untuk produksi bisa search sendiri referensinya di google. Yang pasti, kantong ini akan terdegradasi secara alami di alam hanya dalam waktu beberapa bulan, dan tidak meninggalkan residu yang berbahaya bagi alam kita.

Saya cek sudah banyak yang jual secara online lewat situs-situs marketplace. Di Tokopedia, kantong singkong ini dijual sekitar Rp 20ribu – 30ribuan per 50pcs untuk yang ukuran kecil. Jadi, sekitar Rp 600,- per 1pcs belum termasuk ongkir. Harga yang masih terhitung mahal jika dibandingkan dengan kantong plastik biasa yang harganya sekitar Rp 7ribuan per 50pcs alias Rp 150,- per 1pcs. Perbedaannya mencapai 4 kali lipat.

Biarpun begitu, kita harus tetep mendukung keberadaan kantong singkong ini. Mungkin awalnya terasa mahal, namun jika semakin banyak yang menggunakan kantong singkong ini, harganya akan semakin murah akibat produksi massal. Saya sendiri, karena ada warung kecil di rumah, berencana untuk mengganti kantong plastik dengan kantong singkong ini, tapi masih dalam proses analisis awal biar gak rugi. 🙂

e-Rapor SMP Ngehang / Lemot

SMP kami sudah 3 semester belakangan ini mengimplementasikan penggunaan aplikasi e-Rapor yang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Aplikasi e-Rapor ini dikembangkan agar memudahkan para guru dalam melaksanakan proses penilaian hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan pengalaman 3 semester ini, ada 1 kendala yang cukup merepotkan kami, yaitu dimana ketika aplikasi e-Rapor secara tiba-tiba tidak dapat diakses. Browser loading terus, tapi yang muncul hanya blank page. Namun setelah ditunggu beberapa menit kemudian, dia bisa diakses lagi. Padahal gak diapa-apain. Hal ini terjadi baik di versi 1.0 maupun 2.0.

Cukup lama saya mencari solusi untuk masalah ini, sampai akhirnya saya ketemu postingan ini. Hanya menambahkan 2 baris konfigurasi di bawah ini ke dalam file httpd.conf:

AcceptFilter http none
AcceptFilter https none

Karena saya hanya bagian IT umum, saya minta ijin ke operator SMP untuk mengimplementasikan solusi tersebut, dan voila, masalah di atas sudah tidak pernah muncul lagi sampai pembagian rapor.

Barangkali ada yang memiliki masalah yang sama, silakan dicoba.